Inggit Garnasih Monday, July 30, 2012

Sekarang arusnya gue ngetik bab III skripsi, tapi yang gue lakuin malah ngeblog. Hihihihi..
Gue suka membaca buku tentang hidup seseorang, dulu gue inget... Pas SD setiap naik kelas mami slalu bilang "kalo nilainya bagus ntar dibeliin tas baru, dan boleh beli buku cerita (komik)" Nilai gue gak bagus-bagus amat, beda sama nilai abang Febby atau Andre yang suka dapet ranking"
Komik yang slalu dibeli andre itu "Kung fu boy, Conan"
Gue? awalnya gue suka beli buku Doraemon. tapi......... pas SMP gue rajin ngumpulin buku cerita bergambar seri tokoh dunia seperti: Hans Christian Anderson, Florence Nightingale, Mahatma gandhi, Napoleon, dan mungkin sampai sekarang kebawa habitat membaca tentang hidup seseorang.

Gue inget ketika SMP guru dikelas sejarah selalu cerita tentang kehebatan Sukarno dan membandingkan dengan pemerintahan zaman itu. Diujian selalu ada pertanyaan "siapakah yang membuat bendera RI?"
Dibuku sejarah menyebutkan "Fatmawati, first lady RI".
Tapi pernahkah kalian tau tentang sosok Inggrit? 
Nama Inggit Garnasih, pertama kali gue denger di kelas Filkum ketika dosen pada waktu itu entah bagaimana dia menceritakan tentang kenangan dia membaca buku tentang Inggit..
Nama yang sangat jarang ditemui di buku Sejarah. Gue gak mengenal Inggit seperti gue mengenal teman-teman gue dikampus. Gue tau Inggrit, dari buku biografi Inggit Garnasih "perempuan dalam hidup Sukarno", "Kuantar ke Gerbang: Kisah cinta Ibu Inggit dan bung Karno", yang gue temuin di perpus, gedung biru. 

Inggit lahir di desa kamasan, banjaran. 17 Februari 1888 dengan nama Garnasih. Garnasih merupakan singkatan dari kesatuan kata Hegar asih. Hegar berarti segar menghidupkan, Asih berarti kasih sayang. Inggit berasal dari jumlah uang seringgit, seringgit dinominasikan Rp.2.500 atau 2,5 gulde. Jumlah seringgit pada saat itu sangat besar harganya. Inggit menikah pada usia 12 tahun, dengan Kopral residen Belanda, Nata Atmadja. Pada usia 16 tahun Inggit menyukai pria bernama Sanusi, tetapi sanusi udah beristri dan Inggit sudah nikah dengan Nata, tetapi pernikahannya gagal. Nata dan Inggit bercerai.
Sanusi juga bercerai dengan istrinya. Dengan berjalannya waktu Sanusi dan Inggit menikah. Sanusi adalah saudagar mebel yang kaya dan terpandang sedangkan Inggit walaupun tidak berasal dari keluarga ningrat dan berpendidikan tapi dia ahli dalam menjahit, meracik jamu, membuat bedak lulur dan bisa bekerja tanpa harus berpangku tangan. 

Panders, dalam buku The life and Times Sukarno menulis "In 1921 Sukarno left Surabaya for the West Javanese city of Bandung, the Paris Van Java. where he enrolled at newly established university of technology to study architecture" 

Dan...dari sinilah cerita itu berawal............

Soekarno menikah pertama kali pada umur 20 tahun dengan seorang anak H.O.S Tjokroaminoto, yang gue inget dulu dibuku sejarah dia adalah seorang tokoh Sarekat Islam. Namanya Oetari, masih berumur 14 tahun. Lalu Tjokro membiaya idup anak dan menantunya. Oetari dan soekarno kost di rumah sanusi karena sanusi juga tokoh Sarekat islam dibandung. Anehnya walaupon Inggit sudah berkeluarga, Soekarno suka memperhatikan Inggit secara tidak wajar, karena rumahnya inggit luas sehingga dijadikan basecamp perkumpulan bagi para mahasiwa buat belajar dan berpolitik, dan Sanusi pun semakin jarang dirumah. pernikahannya dengan inggit, sanusi tidak mendapatkan anak sedangkan dari pernikahannya yang pertama dia mempunyai 5 orang anak. konon, karena belum mempunyai anak dan menjadi gunjingan, sikap Sanusi berubah dengan menghabiskan waktu dengan bermain biliyar hingga larut malam membuat Inggit gerah melihat sikap Sanusi.
Bahkan Soekarno berkata dalam buku Cindy Adams, Bung Karno penyambung lidah rakyat indonesia."Tuan Sanusi orang yang berumur dan sama skali tidak peduli dengan istrinya. Seorang penjudi dengan kegemaran luar biasa bermain biliyar. setiap malam dia berada di rumah bola untuk mencoba kecakapannya"

Soekarno suka dengan Inggit walaupun perbedaan umur mereka sekitar 15 tahun lebih, Inggit adalah ibu kostnya. Soekarno menyukai Inggit karena sikap keibuannya, selalu menjadi teman berdiskusi dan mempunyai karakter yang kuat. Pada saat itu, Soekarno dikenal dengan gayanya yang parlente. Soekarno sering kali memakai peci, yang berasal dari kata belanda "petje" menjadi suatu perdebatan untuk kalangan pelajar Jawa. Peci atau kopiah adalah cerminan pemberontakan Soekarno, dengan menggunakan peci dia ingin melunturkan Javaisme yang berkembang dengan blangkonnya. Peci menurutnya lebih nasional tanpa harus menunjukan nilai-nilai kedaerahanya. Walaopun pada perkembangannya sekarang peci lebih banyak digunakan oleh umat Muslim ketika beribadah. 

Sanusi dan Inggit pun bercerai. Soekarno memulangkan Oetari ke surabaya, dan menceraikannya. Soekarno merasa Oetari lebih cocok untuk menjadi adik. Sebenarnya keidupan pribadi Soekarno sangat unik, banyak sekali nama wanita yang gue ketemuin yang tidak pernah ada dibuku sejarah sekolah, kecuali fatmawati anak Hassan Din, tokoh Muhammadiyah, Bengkulu.

Sejarah mencatat beberapa nama istri Soekarno yaitu oetari, Inggit, fatmawati. Ada nama Hartini seorang janda dari pejabat dan pilot Suwondo, Ratnasari dewi (Naoko Meimoto) yang berdarah Jepang merupakan seorang gadis klub malam di Kafe Copacabana, Tokyo. Ada Hartini seorang mantan penari istana dan penyandang gelar Sekretaris Negara bidang Kesenian. Yurike Sanger seorang gadis dari Poso pertama kali bertemu Soekarno pada saat kelas II SMA menjadi anggota barisan Bhineka Tunggal Ika. Kartini Manopo seorang model lukisan Basuki Abdullah dan juga pernah mewakili Indonesia ke SanFransisco mengikuti festival Asia Pasifik. Yang terakhir adalah Heldy Djafar ini adalah istri yang tidak pernah diekspos media 

Inggit dan Soekarno menikah, mereka mengangkat anak bernama Ratna Juami (Omi) dan Kartika. Karena tulisan dan pidato Soekarno dianggap meresahkan pemeritah Belanda.Soekarno bebrapa kali menjadi tahanan penjara. Soekarno di bawa ke Banceuy dan Sukamiskin. Selama di penjara, Inggit tidak mempunyai banyak uang sehingga ia terlunta-lunta menghidupi keluarganya. Apapun kebutuhan Soekarno dia menyiapkannya tanpa mengeluh, maka Inggit bekerja dengan menjahit baju, menjual kutang, bedak, rokok jadi agen sabun cuci dan cangkul. jarak dari rumah hinga sukamiskin itu 20km, apabila naek delman itu membutuhkan banyak uang 25 F, Inggit tidak mampu karena hidup pas-pasan sehingga Inggit berjalan kaki setiap minggu untuk mengunjungi Soekarno.

Kondisi penjara menjadikan Soekarno menderita secara psikologis, dia tidak tahu berita apapun tentang dunia diluar penjara, dan itu membuat inggit sedih. Setiap mengirim kue dia menyelipkan surat dan bungkus rokok yang berisikan berita terbaru. Bahkan demi Soekarno, Inggit sengaja tidak makan 2 hari sebelum kepenjara agar bisa menyelipkan buku diperutnya dan agar tidak ketahuan sipir penjara di memberikan uang rokok. Uang itu hasil kerja Inggit selama seminggu. 

Setelah keluar dari penjara, Soekarno dibuang ke Ende Flores. Inggit pun menjual rumah kediaman tempat dia dan Sanusi dulu tinggal, uang itu dipergunakan untuk bekal berpolitik dan kehidupan anaknya Untuk menutupi kebutuhannya Inggit yang dikenal sangat ramah dengan warga sekitar mengembangkan bercocok tanam, sehingga mempunyai kebun sayur mayur diblakang rumahnya. Tanah di Ende cenderung berpasir putih sehingga keahlian Inggit ini yang menambahkan pupuk dan tanah gambut disukai oleh Raja ende.

Awalnya sebelum dibuang, Kusno panggilan Inggit kepada Soekarno bertanya "apakah Inggit ingin ikut dengannya ke Ende". Inggit yang tidak tega dengan keadaan Soekarno yang sangat labil pada saat itu menyanggupinya, dan membawa serta ibunya, ibu Amsi, Omi. Kehidupan di Ende jaoh berbeda seperti di Jawa, di Ende mereka sangat menikmati idup ditepi pantai, tenang jauh dari kericuhan. Ibu Amsi, ibunda meninggal dunia itu sangat membuat Kusno terpukul, dan  di Ende pula Inggit mengangkat anak berumur 5 tahun, anak pengukur tanah dari Jawa bernama Atmo Soedirjo. bernama Popi tapi dirubah Soekarno menjadi Kartika. Dia diangkat karena Atmo percaya dia mendapatkan kutukan, awalnya anaknya banyak tapi meninggal satu persatu, saat itu ia mendapat wasiat bahwa anaknya Popi harus diasuh oleh kepercayaannya.

Suatu saat Soekarno terkena sakit Malaria, kabar tersebut menyebar ke Jawa dan Hatta mengusahakan supaya Pemerintah Belanda memindahkannya dari Ende. Soekarno dan Inggit pindah ke Bengkulu. Disinilah Soekarno mengenal Fatmawati. Fatma adalah teman dari anak angkat Soekarno, Omi. Fatma ingin bersekolah seperti Omi disekolah belanda tapi karena Fatma gak bisa berbahasa Belanda dia pun tidak dapat masuk kesekolah tersebut tetapi Soekarno mengusahakan agar Fatma tetap bisa bersekolah walaupun tidak mendapat raport dan hanya mendengarkan gurunya berbicara. Inggit yang kasian pada fatma mengajak dan fatma untuk tinggal dirumahnya dan meminta Soekarno mengajarkan Fatma banyak hal, termasuk agama. Omi lulus dan kirim ke Jawa untuk melanjutkan sekolah. 

Inggit merasakan perubahan Soekarno sejak Fatma tinggal dirumahnya, dia seakan menganak emaskan Fatma diantara yang lain dan itu membuat inggit risih apalagi banyak gunjingan yang mengatakan Fatma dan Soekarno suka terlihat menghabiskan waktu bersama. Fatma adalah gadis yang cantik, rambutnya dikepang dua dan belah tengah banyak lelaki yang menyukainya. Perbuatannya ini membuat hubungan inggrit dan Kusno menjadi renggang. 

Suatu saat Soekarno berbicara pada Inggit bahwa dia menginginkan seorang anak hasil keturunan sendiri. Inggit sangat sedih karena dia tahu tidak dapat memenuhinya, umur Inggit pada saat itu adalah 53 tahun. Kusno ingin menikahi Fat, tapi dia tidak ingin menceraikan Inggit. Dia tahu bahwa selama ini inggitlah yang mendampinginya disaat terjatuh. Tapi Inggit mempunya prinsip "pantang dimadu" . Sehingga dia memberikan pilihan pada Kusno, ceraikan dia, atau tinggalkan Fatma.
Tapi Kusno sangat keras, dia berkata "jika fat tidak sesuai dengan keinginan Inggit maka carikan gadis lain untuk ku". Inggrit semakin sedih, marah kesal dengan Kusno. Tapi dia menyadari umurnya tidak muda lagi, tidak bisa mendampingi Kusno didepan publik, semacam tidak ada kepercayaan diri pada Inggit saat harus dibandingkan dengan Fat.

"mengapa baru sekarang kus.. kamu menginginkan anak? kenapa tidak saat duluu-dulu" ujar Inggit

Inggit ingin cerai, asalkan dia sudah di Jawa. Walaupun di Bandung dia sudah tidak mempunyai rumah tapi ia merasa Jawa adalah rumahnya. Omi pun menyimpan kekesalan dengan Fatma, temannya menghancurkan keluarganya. 

Kusno mengirimkan surat dalam bahasa Belanda kepada Omi. 
"Begrijp mij toch, probeer mij te begrijpn, ik been en man van veeritig.............."

Jepang datang ke Indonesia, maka Soekarno pun disembunyikan ke Sumatra barat karena ada banyak rumor yang menyatakan jepang ingin menghabisi Soekarno, Inggit ikut dengan kusno dalam pelariannya. Tadinya mereka berencana untuk pindah ke Jawa. Setelah keadaan tenang Kusno dan Inggit kembali ke Bengkulu sebelum menyeberang ke Jawa. Inggit takut Kusno berhubungan kembali dengan Fatmawati, dia sangat sedih setiap kembali dan melihat daerah Bengkulu. Kusno memanfaatkan keadaan dengan ber sekongkol dengan rekannya, Oey. 

Jadi ketika dia ingin mendatangi Fat, Oey akan berakting "Bung... ada panggilan dari Syucookan (residen) supaya menghadap, penting!!". Bung karno ; "ahhh gilaa! bilang saja Bung karno masih sibuk mandi"
Inggit tahu bahwa keberadaan Kusno sangat penting, di zaman perang. dia pun menyuruh Kusno untuk lekas pergi menemui panggilan tersebut. 

Inggit bercerai dengan Soekarno. Kusno memulangkannya ke Bandung. 
Bung karno berjanji membelikan rumah, dan memberikan uang Rp. 6.280, dan nafkah seumur hidup sebesar Rp.75,- Pada kenyataannya tidak satu hal pun yang dijanjikan terwujud, bahkan Inggit harus berpindah-pindah idupnya sampai akhirnya menantunya (suami omi) bersama-sama dengan temannya membelikan sebuah rumah dan hingga sekarang, jalan di depan rumahnya itu dikenal dengan nama Jln. Inggit Garnasih, Bandung. 
Inggit tidak pernah sedikit pun berhenti mencintai Kusno karena hingga usianya 92 dikamarnya hanya ada poto Soekarno dan 1 radio. 

Setelah Soekarno menikah dengan fat, pernah dua kali Kusno bertemu lagi dengan Inggit, ketika Inggit sakit keras. sebelum akhirnya Soekarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970. Inggit datang kejakarta. Ketika melihat jasad Soekarno ,

Inggit berkata " Ngkus, geuning Ngkus teh miheulaan, Ku Nggit di doakeun...."

ketika seorang wartawan mewawancarai, "apakah Inggit mendapat harta pusaka peninggalan Soekarno?"
Inggit hanya menjawab dan tersenyum "Kenangan yang tidak terlupakan yang akan ibu simpan dalam hati sampi ibu masuk ke dalam kubur"

Tahun 1980, ali sadikin mempertemukan Inggit dengan Fatmawati, hampir 38 tahun mereka tidak bertemu. Fatmawati dengan bersujud dan mencium kaki ibu Inggit dia meminta maaf. Pas 3 bulan sejak pertemun itu ibu  Fat, meninggal di malaysia.

Inggit berkata "Ibu maafkan semua kesalahanmu dari dahulu dan sampai sekarang pun engkau masih anak ibu, Indung mah lautan hampura, ngan peupeujeuh ka hareup ulah sok nyiwit ka batur, ari urang sorangan embung diciwit, da geuning diciwit the karasa nyeri"

Pada September 1982, berawal dari sakit bronchitis dan usia. Inggit meninggal pada 13 april 1984. 
Nama Inggit Garnasih mungkin hilang dari sejarah tapi gue harus jujur pada sejarah jelas betapa Inggit berpengaruh kepada Kusno. 

Setelah membaca biografi inggit gue cuma bisa merenung..

"Jodoh, umur dan Takdir adalah potongan-potongan kertas yang tidak simetris. Waktu adalah lem perekat dari kertas tersebut.
Manusia idup dengan berbagai macam masalah yang dihadapinya. Manusia tidak akan tahu siapa jodohnya kelak, bagaimana bisa manusia tahu "Dia" adalah jodohnya apabila suatu saat setelah dijalani, Jodohnya berhenti dan mereka tak berjodoh. Manusia bisa berhenti mencintai tapi Kenangan slalu akan idup. Pada saat Cinta itu berenti, terkadang yang Kenangannya yang akan dirindukannya bukan orangnya. Cintanya pasti, pasangannya tentative"

ok. Bellaaaaa, Out!




0 comments: